Pages

Wednesday, December 28, 2011

Mengapa Alkohol Memabukkan?

Apa itu mabuk? Istilah medis untuk mabuk adalah veisalgia. Mabuk telah dialamai orang-orang sepanjang sejarah. Injil bahkan menyebutkan rasa sakit yang dialami setelah minum-minum:
“Celakalah mereka yang bangun pagi-pagi, mereka yang minum minuman keras” (Yesaya 05:11)
Gejala umum yang dialami pemabuk adalah:
   - Sakit kepala
      -  Diare
    -  Sensitive terhadap cahaya dan suara
      -  Sulit berkonsentrasi
      -  Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah
      -  Dehidrasi
       - Sulit tidur
      - Lemas
     -  Gelisah
      - Hilang selera makan
     - Mual
     -  Letih
Gejala yang dialami masing-masing individu bervariasi, namun semakin banyak alcohol yang diminum semakin berat rasa mabuk yang dialami. Mabuk dapat diperparah dengan minum dalam perut kosong, kurang tidur, minum sambil melakukan aktivitas fisik (misalnya menari), dehidrasi sebelum minum, dan kurang sehat.
Saat seseorang mengkonsumsi alcohol, alkohol masuk ke aliran darah menyebabkan kelenjar di bawah otak memproduksi vasopressin (hormone antidiuretik). Tanpa zat kimia ini, ginjal akan mengirim air langsung ke kandung kemih ketimbang mereabsorbsi ke tubuh. Inilah sebabnya setelah minum alcohol orang akan bolak balik ke kamar mandi.
Menurut penelitian, minum 250 ml minuman beralkohol menyebabkan tubuh mengeluarkan 800 – 1000 ml air, 4x lebih banyak cairan yang hilang. Efek diuretic ini mengurangi kandungan alcohol dalam darah, tapi efek setelahnya mengakibatkan mabuk.
Pagi hari setelah anda minum alcohol, tubuh mengirim pesan untuk persediaan airnya –mulut menjadi kering. Sakit kepala akibat dari dehidrasi karena organ tubuh berusaha untuk memperbaiki kehilangan air dengan mencurinya dari otak, menyebabkan ukuran otak berkurang dan menarik membrane yang menghubungkan otak ke tengkorak, mengakibatkan rasa sakit.
Sering buang air kecil juga membuang natrium dan kalium yang dibutuhkan syaraf dan fungsi otot; ketika level natrium dan kalium terlalu rendah, sakit kepala, kelelahan dan mual dapat muncul. Alcohol juga memecah simpanan glikogen di hati, mengubahnya menjadi glukosa dan membuangnya melalui urin. Hal ini menyebabkan tubuh menjadi lemas, lelah dan kehilangan koordinasi di pagi harinya.
Jenis alcohol yang berbeda juga menghasilkan gejala mabuk yang berbeda. Ini karena beberapa jenis minuman beralkohol memiliki konsentrasi yang lebih tinggi melalui fermentasi alcohol.
Jumlah toxin yang tinggi ini ditemukan di anggur merah, bourbon, brandy, whisky, dan tequila. Anggur putih, rum, vodka dan gin memiliki konsentrasi yang lebih rendah sehingga tidak terlalu memabukkan.  Penambahan karbonasi dalam bir meningkatkan penyerapan alcohol. Membuat tubuh butuh waktu kurang dari normal untuk memproses toksin.
Hasil metabolsme alcohol lebih beracun daripada alcohol itu sendiri, asetaldehid terbentuk saat alcohol masuk ke hati dipecahkan oleh enzim yang disebut alcohol dehidrogenase. Asetaldehid dipecahkan oleh enzim asetaldehid dehidrogenase dan zat lain yang disebut glutathione yang mengandung cystein tinggi (zat yang tertarik pada asetaldehid). Bersama asetaldehid dehidrogenase dan glutathione terbentuk asetat nontoksik (zat yang mirip cuka). Proses ini berlangsung baik dan meninggalkan asetaldehid dalam jumlah kecil yang akan hancur jika minum beberapa gelas.
Sayangnya, glutathione yang tersimpan dalam hati cepat habis saat alcohol dalam jumlah besar masuk kedalam tubuh. Sehingga asetaldehid diproduksi agar hati membentuk  glutathione, meninggalkan toksin di tubuh dalam waktu yang lama. Asetaldehid dehidrogenase dapat diblok oleh obat yang disebut Antabuse, didisain untuk melawan alkoholisme, keracunan asetaldehid yang menyebabkan sakit kepala dan muntah membuat alkoholik cukup khawatir untuk minum gelas selanjutnya. Salah satu alasan mengapa wanita tidak boleh melawan pria untuk berkompetisi minum karena wanita memiliki jumlah asetaldehid dehidrogenase dan glutathione lebih sedikit, membuatnya jauh lebih mabuk karena butuh waktu lebih lama bagi tubuh untuk menghancurkan alcohol.
Setelah semalaman mengkonsumsi alcohol, peminum tidak akan tidur seperti normal karena tubuhnya mengikat efek depresan dari alcohol ke jaringan. Ketika seseorang minum, alcohol menghalangi glutamine, stimulant tubuh alami. Saat peminum berhenti minum, tubuh mencoba memperbaikinya dengan memproduksi glutamine lebih banyak dari yang dibutuhkan.
Peningkatan glutamine merangsang otak sementara peminum mencoba tidur, mencegah orang untuk tidur dan menyebabkan kelelahan. Pengikatan glutamine saat mabuk juga menyebabkan tremor, kegelisahan dan peningkatan tekanan darah.
Karena alcohol diserap langsung ke perut, sel organ menjadi teriritasi. Alcohol juga meningkatkan sekresi asam klorida dalam lambung, menyebabkan saraf mengirim pesan ke otak bahwa isi perut menyakiti tubuh dan harus dikeluarkan melalui muntah. Mekanisme ini dapat mengurangi gejala mabuk dalam jangka pendek karena muntah membuang alcohol di perut dan mengurangi jumlah racun di tubuh.
Perut yang teriritasi juga menjadi penyebab gejala mabuk yang tidak menyenangkan seperti diare dan hilang nafsu makan.