Pages

Friday, December 23, 2011

Mengenal Lalat Lebih Dekat


Lalat membawa dan menyebarkan penyakit-penyakit yang mematikan seperti demam tifoid, salmonella, tuberculosis, conjungtivitis, lepra, kolera, serta cacing dan bakteri penyebab disentri. Mereka mencari makan dan bereproduksi di tempat sampah, feses dan daging busuk. Setelah mengangkut jutaan mikroorganisme, lalat terbang ke rumah dan mendarat di makanan kita, tubuh dan barang pribadi, meninggalkan kuman-kuman.
Lalat memiliki banyak predator yang menunggu untuk memangsanya. Laba-laba, katak, cicak, burung pipit, tawon –bahkan tumbuhan—menginginkan lalat. Untuk mengatasi rintangan tersebut lalat memiliki sensor kewaspadaan dan kemampuan maneuver yang luar biasa.
Seperti semua serangga, tubuh lalat dilapisi dengan eksoskeleton yang keras yang terbagi dalam 3 bagian: kepala, thorax, dan abdomen.
Sepasang mata yang kompleks menutupi sebagian besar kepala lalat. Masing-masing mata terdiri dari 3.000 – 6.000 mata biasa. Tidak seperti mata vertebrata, lalat tidak bisa focus pada benda-benda sekitarnya. Oleh karena itu, lalat memiliki penglihatan ‘mosaik’ di kiri, kanan, depan, dan atas lalat. Cara kerjanya seperti monitor pengawas di bank, hanya saja lalat memiliki ribuan monitor yang memungkinkan lalat mendeteksi gerakan sekecil apapun disekitarnya.
Lalat juga dilengkapi dengan tiga mata tambahan yang disebut ocelli, terletak diantara dua mata utama. Ocelli berguna sebagai alat navigasi atau kompas, yang mengarahkan gerak lalat. Lalat akan bergerak kearah sinar matahari.
Lalat bergantung pada indera penciumannya melalui antenna. Untuk mencicipi makanannya, serangga memiliki proboscis, semacam penggali tambahan yang berada di bawah sampai kepala lalat. Dua maksilari palp yang berbentuk seperti antenna memungkinkan lalat untuk makan. Pada ujung proboscis ada labellum, bekerja seperti sponge dimana lalat menghisap makanannya.
Thorax lalat digunakan untuk pergerakan. Meskipun kelihatannya lalat hanya memiliki sepasang sayap, ternyata lalat memiliki sayap sekunder yang sangat kecil, disebut halters terletak dibawah sayap utama. Sementara nenek moyang lalat memiliki kelengkapan sayap, lalat sekarang telah belajar untuk memanfaatkan kekurangannya. Selama jutaan tahun, kemampuannya telah menyusut. Namun kepakan halters lalat sangat cepat saat terbang, hal ini berguna untuk menjaga keseimbangan di udara. Jika salah satu halters hilang, serangga hanya bisa terbang melingkar. Tanpa kedua halters, lalat tidak bisa terbang sama sekali. Sayap utamanya melakukan sisa pekerjaan, mengepakkan 200 – 300 kali perdetik atau 7,24 km/jam. Sayapnya memiliki cukup tenaga dan presisi untuk lepas landas seketika dan gerakan terbang yang rumit, seperti spiral, zigzag, dan maneuver mundur.
Kemudian ada kaki, yang digunakan untuk mencicipi apa pun yang tempatnya mendarat. Rambut-rambut halus pada kakinya berkerja sebagai indera pengecap. Perutnya tak kalah penting, untuk bertelur (pada betina) dan deposit sperma (pada jantan).
Setelah lalat mencium sesuatu yang menarik dan mencicipinya dengan kaki dan palp, tibalah saat untuk melahapnya. Jika makanan berbentuk cairan, maka tugasnya menjadi mudah. Karena desain mulut lalat seperti spon dan menelan makanan cair, sehingga lalat hanya perlu menghisapnya. Makanan langsung masuk ke perut lalat.
Makanan padat lebih sulit. Lalat tidak bisa menggigit atau mengunyah. Sehingga jika lalat terpaksa memakan makanan padat seperti gula atau darah yang mengering, lalat harus menggunakan taktiknya.
Awalnya, lalat menggosok makanan dengan bulu di ujung proboscis sehingga partikel makanan hancur. Tahap selanjutnya lalat menambahkan campuran liur dan cairan pencernaannya. Lalat memuntahkan saliva dan cairan pencernaan di makanan sehingga partikel makanan berubah menjadi cair, kemudian dihisap kembali oleh lalat.
Mungkin hal ini terdengar aneh bagi kita, namun bedanya adalah gigi dan rahang kita memungkina kita menghancurkan bahan organic sehingga dapat bercampur dengan cairan pencernaan di dalam perut. Lalat juga melakukan hal yang sama, hanya saja ia melakukannya di luar tubuh.
Jika muntahannya tidak cukup menghancurkan makanan yang akan membawanya ke perut, lalat mengirim makanan ke saluran yang berbeda ke kantong yang lebih dalam, disebut crop hingga makanan cair bisa dikirim ke perut.
Siklus hidup lalat hampir berlawanan dengan serangga pada umumnya, siklus dasar dimulai dari telur, berkembang menjadi larva, pupa, dan dewasa. Proses ini membutuhkan waktu 7 hingga 10 hari. Setelah lalat jantan membuahi pasangannya, lalat betina siap untuk bertelur. Lalat  betina meninggalkan telurnya di tempat yang aman dari predator dan menyediakan makanan saat menetas.
Lalat dewasa memiliki waktu maksimal tiga bulan untuk bereproduksi sebelum mati. Dengan banyaknya predator, rata-rata masa hidup lalat hanya 21 hari. Untungnya bagi lalat, lalat betina mampu bertelur hingga 900 telur dalam hidupnya yang singkat.