Pages

Friday, March 5, 2010

Asetat

Kelarutan semua asetat normal, kecuali perak dan merkuri (I) asetat yg sedikit larut, dengan mudah larut dalam air.
Asetat, CH3COO-
Kelarutan semua asetat normal, kecuali perak dan merkuri (I) asetat yg sedikit larut, dengan mudah larut dalam air. Beberapa asetat basa, misalnya asetat basa dari besi, aluminium dan kromium, tak larut dalam air. Asam bebasnya, CH3COOH, adalah cairan yang tak berwarna dengan bau yang menusuk, dengan titik didih 117˚, titik lebur 17˚ dan dapat bercampur dengan air dalam semua perbandingan; zat ini bersifat korosif terhadap kulit manusia.
Untuk mempelajari reaksi2 ini, pakailah larutan natrium asetat, CH3COONa.3H2O, 2M.
  1. As. Sulfat encer: as. Asetat yang mudah dikenali dari baunya yang seperti cuka, dilepaskan pada pemanasan.
CH3COO- + H+ → CH3COOH↑
  1.  As. Sulfat pekat: as.asetat dilepaskan pada pemanasan, bersama2 belerang dioksida, yang terakhir ini cenderung menutupi bau menusuk dari uap asam asetat pekat itu. Karena itu uji dengan as.sulfat encer dimana uap as.asetat diencerkan dengan uap air hendaknya lebih dipilih sebagai uji terhadap asetat.
  2. Etanol dan as.sulfat pekat: 1 g asetat padat itu diolah dg 1 mL as.sulfat pekat dan 2-3 mL alcohol yang telah direktifikasi dalam sebuah tabung uji, dan keseluruhannya dipanaskan dg perlahan2 selama beberapa menit; terbentuk etil asetat yang dapat dikenali dari baunya yang segar dan seperti buah. Setelah didinginkan dan diencerkan dengan air diatas kaca arloji,  bau harum itu akan lebih mudah dideteksi.
CH3COONa + H2SO4 → CH3COOH + Na+ + HSO4-
CH3COOH + C2H5OH → CH3COO.C2H5↑ + H2O
(Pada reaksi yang kedua, as.sulfat bertindak sebagai zat pendehidrasi), lebih disukai utk memakai iso-amil alcohol karena bau dari iso-amil asetat yg dihasilkan lebih mudah dibedakan dari alkoholnya sendiri ketimbang halnya dengan etanol.
  1. Larutan perak nitrat: endapat perak asetat yang putih, kristalin, dihasilkan dalam larutan perak dalam keadaan dingin. Endapan lebih mudah larut dalam air mendidih. Dan mudah larut dalam larutan ammonia encer.
CH3COO- + Ag+ ↔ CH3COOAg↓
Bila campuran dipanaskan, endapan melarut kembali tanpa terjadi pembentukan endapan hitam perak logam.
  1. Larutan barium chloride, kalsium chloride atau merkurium (II) chloride: tak terjadi perubahan dengan adanya asetat.
  2. Larutan besi (III) chloride: pewarnaan merah tua, disebabkan oleh pembentukan ion kompleks. Dengan mendidihkan larutan yang merah itu, ia terurai dan endapan besi (III) basa yang merah kecoklatan terbentuk.
6CH3COO- + 3Fe3+ + 2H2O → [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ + 2H+
[Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ + 4H2O → 3Fe(OH)2CH3COO↓ + 3CH3COOH + H+
  1. Reaksi kakodil oksida (cacodyl oxide): jika suatu asetat kering, sebaiknya asetat dari Na atau K dipanaskan dalam sebuah tabung pemijar atau tabung uji dengan sedikit arsenic (III) oksida, dihasilkan bau dari kakodil oksida yang teramat busuk. Semua senyawa kakodil sangat beracun maka eksperimen ini harus dilakukan dalam skala yang sangat kecil, dan dalam ruang asam. Campurkan tak lebih dari 0,2 g natrium asetat dengan 0,2 g arsenic (III) oksida dalam sebuah tabung pemijar dan panaskan; perhatikan bau yang teramat tak sedap yang dihasilkan.
4CH3COONa + As2O3 → (CH3)2AsOAs(CH3)2 2Na2CO3 + 2CO2
  1. Uji lanthanum nitrat: olah 0,5 mL larutan asetat dengan 0,5 mL lar. Lanthanum nitrat 0,1M, tambahkan 0,5 mL lar. Iod dan beberapa tetes lar. Ammonia encer, dan panaskan dengan perlahan-lahan sampai mendidih. Dihasilkan warna biru; ini mungkin dihasilkan oleh adsorpsi iod tersebut oleh lanthanum asetat basa. Reaksi ini merupakan uji yang sangat peka terhadap asetat.
Sulfat dan fosfat mengganggu, tetapi bisa dihilangkan dengan mengendapkannya dengan larutan barium nitrat sebelum melakukan uji ini. Propionat memberi reaksi yang serupa.
Teknik uji bercaknya, campurkan setetes larutan uji diatas lempeng bercak dengan setetes larutan lanthanum nitrat 0,1M dan setetes iod 0,005M. tambahkan setetes larutan ammonia. Dalam beberapa menit, suatu cincin yang biru sampai coklat-biru akan terbentuk sekitar tetesan larutan ammonia tersebut.
  1. Pembentukan uji indigo: uji ini bergantung pada pengubahan aseton, yang terbentuk dengan penyulingan kering asetat-asetat, menjadi indigo. Tak ada asam lemak lain yang memberi hasil positif dengan uji ini, tetapi kepekaannya berkurang dengan adanya mereka.
Campurkan cuplikan uji padat dengan kalsium karbonat atau suatu cara lain, uapkan setetes larutan uji sampai kering dengan kalsium karbonat; kedua pengolahan ini dapat dilakukan dalam tabung dari kaca keras. Tutupi ujung tabung yang terbuka dengan selembar pita kertas saring kuantitatif yang dibasahi dengan larutan o-nitrobenzaldehid dalam natrium hidroksida 2M, yang baru saja dibuat, dan tahan  kertas pada kedudukannya dengan sebuah tutup kaca yang kecil. Sisipkan tabung kedalam sebuah lubang dala lembaran asbes, dan panaskan tabung dengan perlahan2. aseton dilepaskan, yang mewarnai kertas menjadi biru atau hijau-kebiruan. Untuk asetat dalam jumlah2 yang sedikit, sebaiknya singkirkan kertas saring sehabis reaksi, dan kerjakan kertas dengan setetes as.klorida encer; dengan ini warna kuning yang asli dari kertas diputihkan, dan warna biru dari indigo menjadi lebih mudah terlihat.
  1. Kerja oleh panas: semua asetat terurai pada pemijaran yang kuat, dengan menghasilkan aseton, yang sangat mudah menyala, dan suatu residu yang terdiri dari karbonatnya untuk asetat logam alkali, dari oksidanya untuk asetat logam2 alkali tanah dan logam2 berat, dan dari logamnya untuk asetat dari perak dan logam2 mulia. Lakukan eksperimen ini dalam sebuah tabung pemijar dengan natrium asetat dan timbel asetat.
2CH3COONa → CH3.CO.CH3↑ + Na2CO3