Pages

Tuesday, April 9, 2013

Tanya Imam Jafar Sadiq

Imam Ja'far Sadiq bertanya kepada Abu Hanifah, "Apakah kamu mengetahui kadar garam yang dikandung kedua mata,kadar pahit yang ada dalam kedua telinga, kadar dingin dalam lubang hidung, dan kadar manis di antara dua bibir?"
Abu Hanifah menyatakan kekagumannya dan menyatakan ketidaktahuannya. Imam Ja'far Sadiq bertanya lagi, "Apakah kamu tahu kalimat yang awalnya adalah kufur dan akhirnya adalah iman?" Abu Hanifah menyatakan ketidaktahuannya kembali.
Kemudian Abu Hanifah memohon agar Imam Jafar Sadiq menjelaskan ungkapan beliau tersebut. Beliau berkata, "Ayahku memberitahuku dari kakekku Rasulullah saw, beliau bersabda, 'Sesungguhnya Allah dengan Keutamaan dan Kebaikan-Nya telah menciptakan kadar garam dalam kedua kelopak mata anak-anak Adam untuk membersihkan kotoran-kotoran yang terdapat di dalamnya, menciptakan kadar pahit pada kedua telinga sebagai tameng dari binatang, jika binatang masuk ke dalam kepala (melalui telinga) dan mengarah ke otak, maka karena rasa pahit itu dia akan keluar: Allah menciptakan kadar dingin dalam kedua lubang hidung agar udara dapat dihirup oleh keduanya, seandainya tidak demikian otak akan membusuk. Allah menciptakan kadar manis di antara dua bibir agar dapat merasakan lezatnya makanan.'"
Abu Hanifah memandang Imam Ja'far Sadiq sambil bertanya, "Beritahu aku tentang kalimat yang awalnya adalah kufur dan akhirnya adalah iman?" Beliau menjelaskan, "Sesungguhnya seorang hamba jika mengatakan, 'Tidak ada Tuhan,' maka dia telah kafir. Jika dia mengatakan selain Allah, maka itu adalah iman."
Imam Ja'far Sadiq bertanya, "Manakah yang lebih berat di sisi Allah; membunuh atau berzina?"
Dia menjawab, "Membunuh."
Imam Ja'far Sadiq berkata, "Bagaimana mungkin Allah rela dengan dua saksi dalam kasus pembunuhan dan tidak rela kecuali dengan empat saksi dalam perzinahan?"
Imam Ja'far Sadiq melanjutkan pertanyaannya kepada Abu Hanifah, "Manakah yang lebih utama; shalat ataukah puasa?"
Dia menjawab, "Shalat lebih utama."
Imam Ja'far Sadiq berkata, "Jika menggunakan kias sepertimu, maka wajib bagi wanita untuk meng-qadha shalat yang ditinggalkannya pada saat haid, bukan puasa, bukankah Allah telah mewajibkan qadha puasa, bukan shalat?"
Imam Ja'far Sadiq mengajukan pertanyaan lagi, "Manakah yang lebih kotor, air seni ataukah air sperma?"
Dia menjawab, "Air seni lebih kotor."
Imam Ja'far Sadiq berkata, "Jika konsisten dengan kias yang kau jalankan, maka diwajibkan mandi setelah mengeluarkan air seni, karena ia lebih kotor, bukan air sperma, bukankah Allah telah mewajibkan mandi karena keluarnya air sperma, bukan air seni."