Pages

Tuesday, April 9, 2013

Imam Jafar Sadiq dan Ateist

Dayshani mendatangi Imam Ja'far Sadiq lalu berkata, "Wahai Ja'far bin Muhammad, tunjukkan aku kepada sesuatu yang kusembah."
Saat itu ada seorang anak di samping Imam Ja'far Sadiq sedang memegang sebutir telur. Kemudian beliau meminjam telur itu darinya dan berkata, "Wahai Dayshani, ini adalah benteng yang tersembunyi, mempunyai kulit tebal. Di dalam kulit yang tebal terdapat lapisan kulit yang tipis. Di bawah lapisan kulit tipis itu terdapat cairan kuning telur dan cairan putih telur. Cairan kuning telur tidak bercampur dengan cairan putih telur, cairan putih telur tidak bercampur dengan cairan kuning telur. Mereka tetap pada posisinya masing-masing. Tidak ada sesuatu yang baik keluar darinya lalu memberitahukan tentang kebaikannya, tidak pula ada sesuatu yang merusak masuk lalu memberitahukan tentang kerusakannya. Tidak diketahui apakah dia diciptakan sebagai jantan atau betina. Dia terbelah bagaikan warna-warna burung merak. Apakah menurutmu ada yang mengaturnya?"
Seorang zandaqah menunjukkan kedangkalan pemikirannya secara demonstratif, seperti memasukkan tanah dan air kedalam botol, beberapa saat kemudian terdapat cacing dalam botol yang semula diisinya dengan tanah dan air tersebut. Kemudian dia berkata kepada para sahabatnya, "Aku telah menciptakannya, karena aku adalah sebab keberadaannya." Imam Ja'far Sadiq mendengar kabar ini dan membantahnya dengan bukti rasional faktual, beliau berkata, "Jika dia yang menciptakannya, maka tanyakan kepadanya, 'Berapa jumlahnya? Berapa yang jantan dan berapa yang betina? Berapa berat masing-masingnya? Mintalah kepadanya untuk mengubahnya menjadi wujud yang lain.'"

Ateist: Mengapa darah haram?
Imam Ja'far Sadiq: mengkonsumsi darah menyebabkan kerasnya hati dan sifat buruk. Membuat hati tiada belas kasih, tubuh menjadi kotor dan bau, dan kulit tidak berwarna. Ini menyebabkan lepra.
Ateist: Mengapa binatang yang disembelih menjadi halal dan binatang yang mati haram?
Imam Ja'far Sadiq: Binatang yang disembelih adalah yang disebut nama Allah. Sedangkan darah binatang yang mati dengan sendirinya tidak mengalir keluar sehingga dagingnya menjadi berat dan menjijikan.
Ateist: Ikan tidak disembelih, maka ia juga menjadi bangkai.
Imam Ja'far Sadiq: Ikan memiliki darah yang sangat sedikit. Penyembelihannya adalah dengan mengambilnya dari air. Ikan tidak memiliki cukup darah di lokusnya sehingga tidak perlu disembelih.