Pages

Friday, September 21, 2012

Gilles de Rais: Pembunuh Berantai Spesialis Anak-anak

Gilles de Rais (1404-1440) adalah ksatria Breton, pemimpin tentara Prancis bersama Joan of Arc. Dia dikenal karena reputasinya dan kepercayaan sebagai pembunuh berantai banyak anak-anak. Gilles de Rais tumbuh dibawah pengawasan kakek dari ibunya dan menjadi makin kaya melalui pernikahannya. Dari 1427 hingga 1435 Gilles menjadi panglima di Royal Army, dan bertarung bersama Joan of Arc melawan Inggris dan sekutunya Burgundia dalam perang ratusan tahun yang saat itu ia ditunjuk sebagai perwira tinggi Prancis.
Dengan berakhirnya perang ratusan tahun, Raja Charles VII akhirnya bisa memerintah negri dengan damai. Tahun 1434/1435 Gilles de Rais pensiun dari kehidupan militer. Gilles de Rais, seorang pemuda keras kepala, yang selama ini hidup dalam keagungan dan pertempuran, ia merindukan gairah dan darah hingga memaksanya menjadi pembunuh untuk memenuhi hasratnya. Ia juga memiliki ketertarikan pada konstruksi kapel megah Holy Innocent (dimana saat diresmikan ia mengenakan pakaian yang ia disain sendiri) dan memproduksi teater yang terdiri lebih dari 20.000 baris syair, 140 bagian bicara, dan 500 ekstra. Gilles hampir bankrut saat memproduksi dan mulai menjual properti untuk mempertahankan gaya hidup mewahnya. Setengah dari total penjualan dan hipoteknya dipakai untuk produksi teater. 600 kostum dibuat, dipakai sekali kemudian dibuang, dan dibuat lagi untuk pertunjukan berikutnya. Persediaan makanan dan minuman yang tak terbatas dari biaya Gilles.
Tahun 1438, menurut pengakuannya di pengadilan, ia mengirim Blanchet untuk mencari seorang ahli kimia (untuk mengubah besi menjadi emas) dan pemanggil setan. Blanchet menghubungi Prelati di Frolence. Pernah membaca buku sihir Prelati, de Rais mencoba melakukan eksperimen, tiga kali eksperimen tidak juga menunjukkan keberadaan setan yang bernama Barron, de Rais frustasi. Kemudian Prelati mendatangkan Barron, yang marah dan meminta anak kecil untuk persembahan. Yang nantinya tidak berguna dan eksperimen gaibnya hanya membuat kekayaannya habis sama sekali.
Menurut pengakuannya sendiri, ia pertama kali menculi anak-anak di musim semi tahun 1433. Dalam penculikannya tidak ada satu pun korbannya yang selamat. Segera setelah Gilles pindah ke Machecoul, ia membunuh banyak anak-anak setelah mensodomi mereka. 40 mayat ditemukan di Machecoul tahun 1437. 
Dalam biografi Gilles de Rais tahun 1971, Jean Benedetti menceritakan bagaimana anak-anak tersebut menghadapi kematian di tangan Rais;
anak itu dimanjakan dan diberikan pakaian yang indah. Ketika matahari terbenam ia menyuguhkan makanan besar dan minuman besar, khususnya Hippocras, yang dapat merangsang. Anak itu kemudian dibawa ke lantai atas. Disana ia melakukan aksi jahatnya. Wajah anak yang terkejut memberikan kenikmatan baginya. 
Pembantu Gilles, Etienne Corrillaut, atau yang lebih dikenal dengan Poitou, adalah kaki tangan Gilles dalam banyak kejahatan dan bersaksi bahwa tuannya menggantung korban-korbannya dengan tali dari pengait untuk mencegah tangisan anak-anak terdengar, kemudian bermasturbasi di perut atau pahak anak. Lalu menurunkan anak itu dan meyakinkan bahwa ia hanya ingin bermain-main. Gilles kemudian membunuh anak-anak itu dengan tangannya sendiri ataupun dibunuh oleh sepupunya Gilles de Sille, Poitou, atau pembantu yang lain yaitu Henriet. Korban dibunuh dengan cara dipenggal, dipotong tenggorokkannya, dipotong-potong atau lehernya dihancurkan dengan sebuah tongkat. Lebih lanjut Poitou bersaksi bahwa korbannya kadang dicaci maki sebelum dilukai dan diwaktu yang lain setelah tenggorokan korbannya dirobek atau dipenggal. Menurut Poitou, Rais menghina organ seksual korban, dan memberikan kenikmatan lebih dengan cara ini daripada menggunakan cara yang normal.
Gilles de Rais jarang membiarkan korbannya hidup dalam waktu semalaman, seringkali mereka harus menghadapi luka yang mematikan sebelum de Rais mensodominya. Dia kemudian akan menikmatinya saat mereka mati. Kadang dia melakukan aksi seksualnya pada anak yang sudah mati. 
Dalam pengakuannya sendiri, Gilles bersaksi bahwa ketika anak-anak itu mati, dia menciuminya dan yang memiliki anggota tubuh paling tampan kemudian dikaguminya, dan kemudian tubuh mereka dibedah secara keji untuk dilihat organ dalamnya; dan sering kali ketika anak-anak itu sedang sekarat, Gilles menduduki perutnya dan tertawa melihat mereka mati dengan puas. 
Poitou bersaksi bahwa dia dan Henriet membakar tubuh-tubuh tersebut di perapian di kamar Gilles. Pakaian mereka dibakar lembar demi lembar perlahan-lahan untuk meminimalkan bau. Abunya kemudian dibuang ke pembuangan, parit atau tempat-tempat tersembunyi lain. Pembunuhan terakhir yang tercatat adalah putra Eonnet de Villeblanche dan Macee. Poitou membayar 20 sous untuk menjadi pesuruh yang kemudian diperkosa, dibunuh dan dipenggal pada Agustus 1440.
Rais dan pembantunya Poitou dan Henriet ditangkap tanggal 15 September 1440, Rais ditangkap dengan dakwaan pembunuhan, sodomi, dan klenik. Setelah Rais membayar 21 Oktober, pengadilan membatalkan rencana penyiksaannya menjadi pengakuan. 
Angka pasti korban-korban Gilles tidak diketahui, karena kebanyakan mayat dibakar atau dikubur. Jumlah pembunuhannya sekitar 80 dan 200. Juga ada yang menduga korbannya mencapai 600 anak. Korbannya berusia 6 hingga 18 tahun, laki-laki dan perempuan. 
Tanggal 23 Oktober 1440, pengadilan sekuler mendengar pengakuan Poitou dan Henriet dan menghukum mati mereka. Selanjutnya diikuti oleh kematian Gilles tanggal 25 Oktober. Gilles boleh membuat pengakuan, dan dia meminta untuk dikubur didalam gereja Notre-Dame des Carmes di Nantes dikabulkan. 
Kematiannya dengan cara digantung dan dibakar pada hari Rabu tanggal 26 Oktober. Tubuhnya dipotong-potong sebelum dilahap api. Poitou dan Henriet mati dengan cara yang sama, jasadnya menjadi abu yang bertaburan.