Pages

Thursday, August 16, 2012

Mengapa Membenci? Bagaimana Otak Bekerja Saat Kita Membenci?

Aristotle mendefinisikan benci sebagai rasa tidak suka pada seseorang berdasarkan persepsi negatif kita pada sifat orang yang dibenci, Aristotle juga mengatakan bahwa orang yang dapat membeci orang lain atau sekelompok orang dianggap menanggung dosa yang sama.
Tahun 2008, ilmuan di University College London mempublikasikan studi yang meliputi 17 subjek yang mengekspresikan kebencian yang sangat pada orang lain --khususnya mantan kekasih dan teman/rekan. Ketika otak subjek dipetakan dengan MRI saat mereka melihat wajah orang yang mereka benci, terjadi aktivitas pada putamen dan korteks insular --dua bagian otak ini juga beraktivitas saat subjek melihat wajah orang yang dicintai. 
Keterlibatan putamen di kedua emosi karena itu adalah bagian dari otak yang juga mempersiapkan tubuh untuk bergerak. Ilmuan berhipotesis bahwa area ini berubah menjadi aksi dengan tujuan untuk melindungi yang dicinta --untuk mempersiapkan serangan atau kedengkian pada orang yang dibenci [sumber: Zeki, Robson].
Namun peneliti juga mencatat adanya perbedaan dengan kedua emosi tersebut. Saat seseorang melihat orang yang dicintai, area korteks frontal yang dihubungkan dengan penilaian dan pemikiran kritis menjadi kurang aktif dari biasanya. Tapi ketika subjek melihat orang yang dibenci, korteks frontal menjadi aktif. Bahkan peneliti menemukan bahwa saat mereka membandingkan otak yang discan ketika subjek diberi quisioner, semakin benci orang tersebut, semakin aktif korteks frontal menyala pada penglihatan seseorang. 
Di era modern ini, ajakan untuk membenci menjadi semakin mudah akibat perkembangan teknologi komunikasi yang dapat menyebarkan kata-kata/gambar penuh kebencian dengan sangat cepat. 
Penelitian tahun 2010 Standford University oleh peneliti Elissa Lee dan Laura Leets, mengukur reaksi remaja untuk membeci grup di internet, menemukan bahwa cerita dengan pesan-pesan kebencian implisit adalah cara paling efektif untuk mengajak pikiran-pikiran yang mudah dipengaruhi ketimbang menunjukkan kebencian secara langsung. [sumber: Lee and Leets]