Pages

Saturday, October 16, 2010

Pembicaraan antara Profesor dan Mahasiswanya

Seorang profesor atheis membahas Masalah Sains dengan Tuhan Yang Maha Kuasa di kelas. Dia meminta seorang mahasiswa baru untuk berdiri dan...
Profesor: anda percaya Tuhan?
Murid: tentu Pak.
Profesor: apakah Tuhan itu baik?
Murid: tentu.
Profesor: apakah Tuhan Maha Kuasa?
Murid: ya.
Profesor: saudara saya meninggal karena kanker meskipun dia sudah berdoa pada Tuhan supaya disembuhkan. Tapi Tuhan tidak menyembuhkannya. Kalau begitu apakah Tuhan baik? Hmm?
(murid itu diam)
Profesor: anda tidak bisa menjawab ya? Mari mulai lagi anak muda. Apakah Tuhan baik?
Murid: ya.
Profesor: apakah setan baik?
Murid: tidak.
Profesor: darimana setan berasal?
Murid: dari... Tuhan...
Profesor: benar. Setan itu ada dimana-mana tapi Tuhan tidak berbuat apa-apa. Benar?
Murid: ya.
Profesor: siapa yang menciptakan setan?
(murid itu tidak menjawab)
Profesor: apakah ada yang namanya penyakit, imoral, kebencian, kejelekan? Semua hal buruk ini ada di dunia kan?
Murid: ya, pak.
Profesor: siapa yang menciptakan mereka?
(murid tidak menjawab)
Profesor: menurut sains anda memiliki 5 indera untuk mengidentifikasi dunia sekitar. Katakan nak, apakah kamu pernah melihat tuhan?
Murid: tidak pak.
Profesor: mendengar tuhan?
Murid: tidak, pak.
Profesor: merasakan, mencium Tuhan?
Murid: tidak pak.
Profesor: apakah kamu masih percaya Tuhan?
Murid: ya.
Profesor: menurut studi empiris, tesis, protokol demonstrasi, sains mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada. Bagaimana pendapatmu nak?
Murid: tidak ada, Pak. Saya hanya memiliki keyakinan.
Profesor: ya, keyakinan. Itulah masalah sains.
Murid: profesor, apakah ada yang disebut panas (Heat)?
Profesor: ya.
Murid: dan apakah ada yang disebut dingin?
Profesor: ya.
Murid: tidak pak. Tidak ada yang disebut dingin.
(kelas menjadi hening)
Murid: pak, anda bisa memiliki superheat, megaheat, little heat atau no heat. Tapi ga ada yang disebut dingin. Kita dapat mencapai 458 derajat dibawah nol yang disebut No Heat, tapi kita ga bisa lebih jauh dari itu. Ga ada yang disebut dingin. Dingin hanyalah sebuah kata yang kita gambarkan untuk ketiadaan panas. Kita tidak dapat mengukur dingin. Panas adalah energi. Dingin bukan lawannya panas pak, hanya ketiadaan panas.
Murid: bagaimana dengan kegelapan, profesor? Apakah ada yang disebut kegelapan?
Profesor: ya. Apalah arti malam tanpa gelap?
Murid: anda salah lagi, pak. Kegelapan adalah ketiadaan sesuatu. Anda dapat mengukur terang: sedikit terang, sangat terang... tapi bila anda tidak memiliki terang, anda tidak memiliki apa-apa dan itu disebut kegelapan bukan? Pada kenyataannya, tidak ada yang disebut kegelapan. Kalau pun ada, apakah anda bisa membuat kegelapan lebih gelap?
Profesor: sebenarnya apa maksudmu nak?
Murid: pak, dasar pemikiran filosofis anda cacat.
Profesor: cacat? Bagaimana bisa?
Murid: anda beralasan bahwa ada kehidupan dan kematian, Tuhan yang baik dan Tuhan yang Jahat. Anda menilai konsep Tuhan secara terbatas, sebagai sesuatu yang diukur. Pak, sains bahkan tidak dapat menjelaskan pikiran. Mereka menggunakan listrik, magnetik, tapi tidak pernah melihat/mengerti. Untuk melihat kematian sebagai lawan kehidupan harus mengabaikan fakta bahwa kematian tidak ada sebagai kenyataan. Kematian bukan lawan kehidupan: hanya ketiadaan kehidupan. Sekarang katakan pada saya, apakah anda mengajarkan pada murid-murid bahwa mereka berevolusi dari monyet?
Profesor: kalau kamu merujuk pada Proses Evolusi, ya tentu saja saya mengajarkannya.
Murid: apakah anda pernah meneliti proses evolusi itu sendiri?
(Profesor tersenyum dan mulai menyadari arah pembicaraan)
Murid: selama tidak ada yang pernah meneliti proses evolusi dan bahkan membuktikan bahwa proses ini terjadi terus-menerus, bukankah anda sedang mengajarkan pendapat, pak? Kalau begitu, anda bukanlah seorang peneliti melainkan penceramah?
(kelas menjadi riuh)
Murid: apakah ada di kelas ini yang pernah melihat otak profesor?
(seisi kelas tertawa)
Murid: apakah ada di kelas ini yang pernah mendengar, menyentuh, merasakan, mencium otak profesor?...
Tidak ada yang pernah. Jadi menurut studi empiris, protokol demonstrasi, tesis, sains mengatakan bahwa anda tidak memiliki otak, pak. Dengan segala hormat, bagaimana kami percaya bahwa anda adalah seorang dosen?
(kelas menjadi hening. Profesor menatap mahasiswa, wajahnya tidak dapat ditebak)
Profesor: saya rasa anda harus mengajak mereka beriman, nak.
Murid: benar, pak.
N.b. murid = Albert Einstein