Pages

Saturday, September 29, 2012

9 Penyakit Tertua

1. Cholera
400 tahun SM, Hippocrates mendaftarkan penyakit ini. Namun penyakit ini telah ada dan berasal dari sepanjang sungai Gangga, sedangkan Athena saat itu masih merupakan tempat yang baru.
Cholera hidup di sumber air, Cholera menjadi sangat berbahaya ketika ada manusia yang dapat menjadi sumber penyebarannya. Sungai Gangga merupakan tempat terkuno yang didiami populasi manusia sehingga pada masa itu penduduk yang tinggal di hulu mandi dan mengotori airnya ke hilir. Dengan kata lain, mereka mengotori pasokan air dengan makin banyak bakteri yang kemudian menginfeksi makin banyak orang.

Friday, September 21, 2012

Gilles de Rais: Pembunuh Berantai Spesialis Anak-anak

Gilles de Rais (1404-1440) adalah ksatria Breton, pemimpin tentara Prancis bersama Joan of Arc. Dia dikenal karena reputasinya dan kepercayaan sebagai pembunuh berantai banyak anak-anak. Gilles de Rais tumbuh dibawah pengawasan kakek dari ibunya dan menjadi makin kaya melalui pernikahannya. Dari 1427 hingga 1435 Gilles menjadi panglima di Royal Army, dan bertarung bersama Joan of Arc melawan Inggris dan sekutunya Burgundia dalam perang ratusan tahun yang saat itu ia ditunjuk sebagai perwira tinggi Prancis.

Thursday, September 20, 2012

10 Skenario Terburuk dalam Bertahan di Alam

Tidak ada orang yang berharap kejadian buruk saat berlibur. Berlibur berarti menikmati tanpa perlu khawatir kejadian buruk akan terjadi. Trik untuk menikmati liburan atau petualangan yaitu untuk mengetahui bagaimana berkompromi agar kejadian buruk tidak terjadi. Jika anda ingin pergi ke pegunungan di musim dingin, menjadi kenal dengan penyakit cuaca dingin yang bisa terjadi. Jika anda ke hutan untuk hiking, pelajari tentang tanaman yang harus dihindari dan bagaimana bertahan tanpa air atau makanan. Bersiap untuk yang terburuk bukan berarti anda pesimis tapi berarti anda cerdas.

Monday, September 17, 2012

Mungkinkah Jack The Ripper Seorang Seniman?

Adalah sangat tidak menenangkan menjadi prostitusi di London, Inggris tahun 1888. Menjadi bahaya yang biasa mengintai bagi profesi tersebut di musim gugur tahun itu, orang gila --penjagal wanita-- berkeliaran mencari mangsa di kota East End. Setidaknya 5 wanita dibunuh oleh pembunuh berantai yang membuat orang percaya bahwa ia hanyalah seorang pelanggan. Kejahatannya dikenal sebagai Pencabik Mematikan --Ripper murders--

Pada satu kasus, ginjal korban diambil sebagai suvenir. Pada kasus lain, organ seksual korban dipotong. Dan kasus yang sama mengerikannya yaitu satu kaki korban diamputasi dan ditinggalkan begitu saja. Kota menjadi heboh dengan pemberitaan tentang pembunuhan keji tersebut. Wartawan menyebut 'monster' ini "Jack The Ripper". Si pembunuh sangat berani, membunuh korban-korbannya di jalanan dan mengeluarkan isi perutnya. 
Menurut kepercayaan, ada korban-korban lainnya termasuk seorang wanita yang bagian tubuhnya ditemukan di bawah terpal dan lengan dan kakinya ditemukan mengambang di sungai Thames. Kantor polisi London akhirnya menghubungkan 5 pembunuhan, semuanya PSK, dan dicabik. Pembunuhan berseri ini terjadi antara 31 Agustus dan 9 November 1888. Dua pembunuhan terjadi tanggal 30 September dengan jarak 1 jam saja. Musim gugur itu London mencekam.
Dan kemudian, secepat memulai, kesenangan membunuh berhenti. Jack the Ripper mengundurkan diri menjadi bayang-bayang sejarah. 
Lebih dari satu abad, orang-orang tak terhitung jumlahnya dengan sabar mengejar identitas asli Jack the Ripper. Para Ripperologist ini menggunakan bukti sejarah dan analisis investigasi abad ke-19 dari kepolisian London dan Scotland Yard untuk menemukan titik terang. Kriminologis amatir dan sejarawan telah mencurigai lusinan orang sebagai tersangka dalam kasus ini, namun tidak ada yang benar-benar teridentifikasi sebagai Jack the Ripper. Sehingga pencarian terus berlanjut.
Tahun 2002, novelis fiksi kriminal terkenal Patricia Cornwell mengembangkan teorinya tentang Jack the Ripper. Ia menerbitkan "Portrait of a Killer: Jack the Ripper -- Case Closed," buku nonfiksi yang ia identifikasi sebagai Jack the Ripper. Ia mengungkapkan bahwa Jack the Ripper adalah Walter Sickert. Pelukis impressionist Inggris yang cerdas yang saat itu berumur 28 tahun pada saat pembunuhan Whitechapel. Seorang pelukis sukses, Sickert dikenal melukis dan menggambar wanita telanjang secara brutal. Cornwell tidak hanya yakin bahwa Ripper adalah Sickert, dia juga berdalil bahwa Ripper melakukan aksinya di jalanan London, pedesaan Inggris dan Prancis. Tamasyanya keluar London, menurut Cornwell, juga untuk membunuh anak-anak. [sumber: CNN]
Investigasi penulis terlihat berobsesi. Dia bahkan mengambil lukisan Sickert dalam mencari bukti. Tidak ada yang yakin Cornwell akan menemukan sesuatu dalam lukisan tersebut, namun Ripperologists lain juga curiga dengan karya seni Sickert. Ada satu lukisan murung dan gelap yang berjudul "The Camden Town Murder" menggambarkan wanita telanjang berbaring di tempat tidur, mungkin mati, dengan seorang pria duduk disudut tempat tidur berpakaian lengkap. Menurut Cornwell, lukisan tersebut menunjukkan pengakuan Sickert atas pembunuhan yang dilakukannya. [sumber: The Guardian]
Cornwell menemukan dukungan yang jelas dari teknik investigasi modern: test DNA. Dia mengunjungi Scotland Yard dan memeriksa ratusan dokumen dan surat yang diduga ditulis Jack the Ripper. Cornwell dan Ripperologist tahu bahwa penulis surat-surat itu hanya orang-orang yang mengaku Jack the Ripper karena surat-surat yang dikirim bertahun 1960-an (Sickert meninggal tahun 1942). Banyak pemalsu surat ditangkap pada awal masa pembunuhan dan dua diantaranya wanita [sumber: Ryder].
Ketika hasil tes DNA disampaikan pada Cornwell, ia menemukan kecocokan. Ia mendapatkan hasil dari surat Ripper yang dibandingkan pada sampel yang diambil dari beberapa korespondensi terkenal Sickert. Ia menemukan kecocokan pada DNA mitokondria (mtDNA) yang mengatur 99% populasi manusia, tapi bukan Sickert [sumber: SPT]. DNA mitokondria tidak menurunkan semudah DNA nuklir. Ini penting, mengingat surat-surat Ripper yang cocok telah ditulis seabad sebelumnya.
Patricia Cornwell bukan satu-satunya penulis yang meyakini Sickert adalah Jack. Setidaknya, dua yang lainnya pada awal 1970, telah sampai pada kesimpulan yang sama. Seperti Cornwell, mereka memandang lukisan Sickert sebagai bukti kejahatannya. Mereka percaya lukisan itu berisi petunjuk --yang secara sengaja dimasukkan Sickert-- pada identitasnya sebagai Jack the Ripper. Beberapa Ripperologist (termasuk Cornwell) percaya bahwa Sickert menggunakan korban-korban pembunuhannya sebagai model lukisnya. Seniman ini belajar dibawah asuhan pelukis Amerika James Whistler untuk hanya melukis dari kehidupan. Jika Sickert mengikuti metode Whistler, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Sickert harus melihat mayat-mayat wanita dalam lukisannya ditangannya. Tapi tidak ada bukti pasti bahwa dia memerintah orang untuk itu ataupun dia membunuhnya dengan tangannya sendiri.
Dikatakan bahwa Sickert mengakui ada petunjuk yang ia masukkan dalam lukisannya terkait pembunuhan itu. Namun menurut orang yang mengakui Sickert sebagai anak haramnya, Sickert mengatakan ia meletakkan petunjuk disana untuk memberikan teori lain tentang pembunuhan itu --bahwa mereka adalah bagian dari kerajaan yang menyamar.
Segera setelah Patricia Cornwell mempublikasikan dalam bukunya bahwa Walter Sickert adalah Jack the Ripper, kurator karya Sickert di Roya Academi London menyebutnya sangat bodoh karena telah menghancurkan lukisan Sickert atas nama penelitian [sumber: The Guardian].
Kritik lain juga ditujukan pada kesimpulan Cornwell tentang penggunaan DNA mitokondria. Kita mendapat mtDNA dari gari keturunan ibu saja, yang membuatnya kurang akurat dalam mengidentifikasi sel-sel daripada kombinasi unik DNA yang ditemukan di inti sel [sumber: ORNL]. Sedangkan sampel mtDNA Cornwell mengatur 99% populasi, masih ada sekitar 500 ribu penduduk London lainnya dalam penyertaan Sickert yang juga bisa menghasilkan mtDNA yang cocok.
Kritikus Ripperologist juga mengungkap jika Walter Sickert adalah orang yang mengirim surat-surat Ripper yang mengandung kecocokan DNA, ini tidak membuktikan bahwa ia pembunuhnya. Sickert dikenal sebagai penulis profil pada editor di sebuah koran lokal. Sickert juga sangat tertarik dengan pembunuhan Ripper. Jadi mungkin Sickert menulis surat karena menganggap adalah lelucon yang aneh jika yang menulis surat adalah Jack the Ripper.
Penggunaan lukisan sebagai bukti juga dipertanyakan. Setiap orang yang tertarik pada seni mengetahui bahwa lukisan memiliki kebebasan untuk diinterpretasikan. Tapi ripperologist memiliki sedikit jiwa seni. Karena lukisan Sickert yang mereka gambarkan sebagai perempuan mati, bisa juga sebagai wanita yang sedang tidur atau istirahat. Lukisan Sickert ini sering dijadikan bukti adalah karena judulnya "The Murder Camden Town", tapi menurut Wolf Vanderlinden, Sickert juga memberi judul lukisan itu "Apa yang Harus Kita Lakukan untuk Membayar Sewa?" dari judul ini digambarkan rasa putus asa dan ketidakpastian; pembunuh dan korban menjadi hanya beberapa kasus yang terjadi dimasa-masa sulit [sumber: Vanderlinden]
Sangat mungkin Sickert menggunakan wanita yang dibunuh sebagai model lukisnya, juga bisa saja pelukisnya menggambarkan kejadian itu sebagai humor yang mengerikan atau simpel karena tertarik dengan kasus Jack the Ripper. Pernyataan Cornwell bahwa Sickert hanya melukis apa yang dilihatnya terbantahkan oleh apa yang Sickert lakukan, sebenarnya, lukisan dari foto-foto peristiwa itu. Dan saat pelukisnya membuat lukisan 'pengakuan' tahun 1905, buku yang berisi foto-foto korban Whitechapel sudah dipublikasikan selama 6 tahun [sumber: Vanderlinden]
Pada akhirnya, terlalu sedikit petunjuk untuk mengidentifikasi Walter Sickert maupun tersangka lain sebagai Jack the Ripper.